Oleh: Islachiyah, S.Pd.
Menurut Nadiem Makarim, Apa pun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak. Kata kunci dari pesan tersebut adalah ada perubahan meskipun kecil dan berkolaborasi. Dalam diklat Pendidikan Guru Penggerak, Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid merupakan modul yang menurut CGP adalah sebagai aplikasi dari modul-modul yang dipelajari Calon Guru Penggerak sebelumnya. Pada kesempatan ini, sebagai CGP, akan menerapkan modul-modul sebelumnya dalam aksi nyata pengelollan program yang berdampak positif pada murid.
CGP merupakan salah satu guru IPA di SMP Zainuddin. Tahun ini berkesempatan belajar dalam diklat Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 9 Kabupaten Sidoarjo. Sebagai CGP, belajar modul ini dimulai dengan mulai dari diri. Kegiatan diawali dengan menyampaikan pengetahuan CGP terkait program yang berdampak positif pada murid dan apa itu student agency. Selanjutnya CGP mengingat kembali dan melakukan refleksi terhadap pengalaman yang paling berkesan saat terlibat dalam berbagai program/kegiatan sekolah semasa menjadi murid. Pada saat itu CGP kembali mengingat dengan perasaan senang dapat flashback pengalaman sekolah. CGP ungkapkan pengalaman CGP sebagai koordinator teman-teman CGP dalam pemesanan buku saat CGP masih duduk di bangku SMP. Pengalaman itu berkesan karena dengan situasi tersebut CGP menjadi lebih sering berkoordinasi dengan guru-guru, berkomunikasi melalui tatap muka dengan beliau, serta CGP dapat dikenal oleh teman-teman seangkatan CGP pada saat itu.
Selanjutnya CGP memantapkan materi ini melalui eksplorasi konsep, kutipan dari Ki Hadjar Dewantara untuk belajar kali ini adalah Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama adalah memerdekakan manusia sebagai anggota persatuan (rakyat). Pada tahap ini dimulai dengan pertanyaan pemantik yang mengarahkan CGP pada materi di modul ini. Melalui empat pertanyaan pemantik, CGP mendapatkan info untuk pengembangan diri CGP pada modul ini yaitu kepemimpinan murid, bagaimana menumbuhkembangkan kepemimpinan murid, kepemimpinan murid dan profil pelajar Pancasila, dan Peran Keterlibatan Komunitas dalam Menumbuhkembangkan Kepemimpinan Murid. Pada tahap ini CGP benar-benar merasa banyak hal baru, pengetahuan baru, serta menemukan bagaimana lingkungan yang dapat menumbuhkembangkan kepemimpinan murid.
Rasa itu berlanjut saat tahap ruang kolaborasi bersama CGP yang lainnya dalam satu kelas 207. Pada tahap ini banyak hal yang kami dapatkan dari pengalaman teman di sekolahnya masing-masing. Kami saling berbagi cerita, kemudian kami pilih irisan kegiatan yang sudah dan atau sedang akan dikembangkan di sekolah salah satu teman CGP. Kami dalam satu kelas ruang kolaborasi saling memberikan umpan balik, dan melakukan refleksi saat ruang kolaborasi sesi presentasi. Dari sini CGP mengetahui program-program andalan yang akan dikembangkan. Program itu pun dapat kami adopsi untuk sekolah kami ke depannya. Banyak pencerahan serta masukan dari fasilitator. Tidak ada yang salah dari rencana program yang kami sampaikan ini. Hal inilah yang membuat kami optimis untuk melakukan sebuah usaha perubahan, meskipun itu perubahan kecil.
Alhamdulillah, pembelajaran kami bertambah saat demonstrasi kontekstual tiba. Kami membuat sebuah prakarsa perubahan dengan rancangan mengikuti alur BAGJA. Tidak harus perubahan besar, perubahan itu dimulai dari hal-hal yang kecil. CGP mengangkat sebuah prakarsa perubahan yaitu Mengembangkan program mading siswa yang dapat meningkatkan kreativitas siswa SMP Zainuddin pada bidang menulis. Profil pelajar Pancasila yang dikembangkan adalah Beriman, bertakwa kepada TYME, dan berakhlah mulia, bergotong royong, dan kreatif. Yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan kepemimpinan murid melalui sikap positif dalam mengutamakan persamaan dengan orang lain dan menghargai perbedaan, menumbuhkembangkan kepemimpinan murid melalui keterlibatannya dalam bekerjasama dalam berinteraksi dengan sesamanya dan lingkungan di sekitarnya serta berkomunikasi untuk mencapai tujuan bersama, serta menumbuhkembangkan kepemimpinan murid melalui kegiatan yang menghasilkan karya dan Tindakan yang orisinal. Karakteristik lingkungan yang mendukung tumbuhkembangnya kepemimpinan murid yang mendukung adalah Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksana, serta Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan.
Kesempatan untuk memantapkan konsep yang sudah kami terima berada pada saat elaborasi pemahaman. Pada sesi virtual ini, yang begitu seru dan membuat CGP merubah pemikiran CGP adalah dengan kami disuguhi bahwa murid adalah mitra guru. Murid memegang kemudi itu tidak sepenuhnya kita sebagai guru pasrah kepada murid dan mengikutinya, tapi kita guru sebagai sutradara di balik mereka, ada guru sebagai planner yang merancang kondisi sehingga kepemimpinan murid terwujud. Kompetensi Sosial Emosional pada diri murid harus dipupuk lebih awal, agar mereka secara intrinsik mampu memberikan suaranya, menentukan pilihannya, serta merasa memiliki sebuah program/kegiatan di sekolah mereka. Dengan guru memberi kesempatan murid untuk memilih, maka akan meningkatkan rasa kepemilikan atas program/kegiatan. Banyak hal yang merubah dan membuka pemikiran CGP, yang awalnya berpikiran guru hanya fasilitator dan motivator saja, tetapi guru juga merupakan planner dengan murid sebagai aktornya.
Pada kesempatan koneksi antar materi, kami disuguhkan dengan pertanyaan pemandu untuk melakukan refleksi yang telah dipelajari dari modul-modul sebelumnya untuk membuat sintesa pemahaman tentang program sekolah yang berdampak pada murid. Pada langkah ini, CGP cukup terbantu dengan catatan kecil yang CGP buat saat eksplorasi konsep, ruang kolaborasi, atau saat elaborasi pemahaman. Pada tahap ini CGP pun merasa penasaran dengan mengaitkan intisari dari materi pada modul-modul diklat yang telah dipelajari untuk menjadi landasan teori bagi rencana program/kegiatan yang berdampak pada murid yang dibuat.
Pada langkah akhir, kami melakukan aksi nyata. Pesan Nadiem Makarim bahwa Perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambillah langkah pertama. Pada tahap ini, CGP melakukan tahapan BAGJA yang sudah dibuat saat demonstrasi kontekstual. Implementasi dua tahapan BAGJA yang kami jalankan adalah Buat Pertanyaan dan Ambil Pelajaran. Pada tahap buat pertanyaan, ada satu pertanyaan kunci untuk membuka pengembangan program pada Prakarsa perubahan yang akan CGP rancang, yaitu Bagaimana kita dapat mengembangkan mading siswa untuk meningkatkan kreativitas siswa SMP Zainuddin pada bidang menulis? Kami awali dengan melakukan diskusi bersama kepala sekolah dan tim literasi. Kami Bersama mendiskusikan kegiatan menulis apa yang sudah berhasil dan apa saja contoh pengembangan kegiatan menulis, kegiatan menulis apa yang sudah berhasil dan diminati siswa. Tidak lupa CGP meminta ide dari siswa SMP Zainuddin terkait kegiatan menulis apa melalui program mading siswa di sekolah, karya apa yang sudah pernah mereka buat dan tunjukkan, serta pengalaman mading yang bagaimana yang menarik. Pada kesempatan ini, CGP juga mewawancarai salah satu rekan sejawat yang juga menjadi penulis di salah satu majalah. CGP mendapatkan banyak ide terkait kegiatan menulis pada mading sekolah yang dapat dikembangkan dari sebelumnya. Dengan berkolaborasi menjadikan kita terbantu untuk mewujudkan sebuah program. Rasa optimis dan saling mendukung adalah kunci kebersamaan untuk tujuan program sekolah.
Sebelum mempelajari modul ini, CGP masih full menuruti murid, baik saat merancang program sekolah, melaksanakan, maupun mengevaluasinya dan guru hanya sebagai fasilitator dan motivator mereka saja. Tetapi setelah mempelajari modul, dapat diketahui bahwa guru juga merupakan sutradara/planner dari program itu dan murid sebagai aktor. Murid adalah mitra guru, sehingga kita lebih optimis dalam melangkah bersama dan memiliki harapan besar ke depannya untuk mewujudkan visi sekolah. CGP mendapatkan banyak manfaat terutama ada perubahan pemikiran dan pengembangan diri CGP. Ketika CGP merasa sendiri dalam berjalan untuk menjalankan sebuah program, CGP harus mengingat bahwa ada murid yang merupakan mitra kita, ada rekan dalam tim kita. Dengan belajar modul ini pula CGP belajar banyak hal dari sharing pengalaman bersama teman saat merancang sebuah program. Ke depannya, CGP ingin bersama warga sekolah bergandengan, berkolaborasi dalam membuat program sekolah yang memanfaatkan aset/kekuatan sekolah. Dengan keterlibatan mereka serta pemanfaatan aset yang tepat diharapkan mampu untuk dapat mengembangkan sebuah program dan mewujudkan visi SMP Zainuddin.